Review Buku Ingatan Masa Kecil
Judul Buku: Ingatan Masa Kecil
Penulis: Yona Primadesi
Penerbit: Sahabat Gorga
Jumlah Halaman: 55 halaman
Tahun Publikasi: 2022
Harga: Rp 69.000 dapat dibeli disini
Konflik sering kali diceritakan dari sudut pandang para penguasa, tentara, atau mereka yang berdiri di panggung sejarah. Tapi bagaimana jika kita memandang perang dari mata anak-anak? Bukan mereka yang membuat keputusan, tapi harus hidup dalam konsekuensinya. Inilah yang dilakukan Yona Primadesi dalam buku puisi Ingatan Masa Kecil, dengan ilustrasi menyayat dari Nai Rinaket.
Sekilas tentang Buku
Ingatan Masa Kecil adalah kumpulan puisi yang lahir dari tragedi panjang Timor-Timur, antara tahun 1975 hingga 1999 — masa ketika kekerasan, perpisahan, dan kehilangan menjadi bagian dari keseharian. Tapi alih-alih menyuarakan narasi kekuasaan atau catatan sejarah kaku, buku ini memilih jalur yang lebih sunyi dan mengguncang: puisi dari sudut pandang anak-anak.
Buku ini dibagi menjadi empat bagian, masing-masing dinarasikan oleh tokoh anak yang berbeda:
- Maukunda Dominggus
- Miggel Jusril Amral
- Alberto Muhammad
- Isabelinha J Pinto
Keempat anak ini membawa kita menyusuri reruntuhan kampung halaman, perpecahan keluarga, dan pencarian identitas dalam tubuh kecil yang dipaksa dewasa sebelum waktunya.
Suara yang Sederhana, Luka yang Dalam
Puisi-puisi dalam buku ini tidak mencoba menjadi besar. Tidak ada metafora rumit atau diksi yang terlalu tinggi. Justru di situlah kekuatannya. Yona menulis dengan bahasa yang tenang, jujur, dan menyisakan ruang hening bagi pembaca untuk merasakan sendiri luka-luka yang terpapar.
Maukunda misalnya, membawa kegelisahan dalam pelarian. Miggel menyuarakan kebingungan akan terusir dari rumah sendiri. Alberto yang berusaha melupakan trauma masa lalu. Sedangkan Isabelinha — satu-satunya suara perempuan — yang masih merasakan luka meskipun sudah 39 tahun lamanya
Dan di sinilah letak keistimewaan buku ini: tidak hanya puitis, tapi juga politis. Ia membungkus protes dalam kesenyapan, menyuarakan ketidakadilan melalui liris yang tampaknya sederhana, namun sarat makna.
Ilustrasi yang Tak Kalah Bicara
Ilustrasi karya Nai Rinaket memperkuat puisi-puisi ini dengan cara yang subtil tapi menghantui. Ia tidak mengganggu puisi, tapi membalutnya dengan atmosfer yang pas: sunyi, kelabu, dan penuh kesedihan yang tertahan. Setiap gambar terasa seperti jendela ke dunia yang terabaikan.
Mengapa Buku Ini Penting?
Karena buku ini tidak hanya bercerita tentang masa lalu, tapi tentang ingatan. Dan ingatan anak-anak yang terluka, sering kali dilupakan dalam cerita besar bangsa. Buku ini adalah usaha untuk mengarsipkan suara-suara yang tak sempat tercatat, luka-luka yang tidak pernah masuk berita utama, dan kehilangan yang tidak punya nisan.
Buku ini juga penting sebagai refleksi: bahwa ketika kita bicara tentang perang, yang paling menderita justru mereka yang paling kecil, yang bahkan belum bisa menyebut kata “konflik”, tapi sudah harus hidup dalam bayangannya.
Kesimpulan
Ingatan Masa Kecil bukan sekadar kumpulan puisi. Ia adalah arsip luka, catatan sunyi tentang kehilangan dan pertanyaan yang tak terjawab. Buku ini tidak sekadar puitis, tapi juga politis.
Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin melihat sejarah bukan dari podium, tapi dari tanah. Dari mata anak-anak yang menyimpan ingatan lebih jujur daripada kita semua.
🔎 Kamu bisa beli buku ini disini ya.
0 comments